Laman

Jumat

Bom Boston


Dunia sepertinya sangat bersimpati ketika terjadi insiden bom di garis finish lomba Marathon di Boston beberapa waktu yang lalu. Hampir seluruh pemimpin negara menyampaikan belasungkawa dan simpati mereka kepada para korban tragedi tersebut.

Dampaknya Umat Islam Jadi Korban & Kambing Hitam dari “state terrorism” Amerika & Sekutunya.

Hanya tiga orang yang tewas, namun simpati dunia sudah langsung tertuju kepada Amerika yang menjadi korban serangan. Berbanding terbalik jika korban tewas adalah umat Islam. Di Suriah, Palestina, Myanmar, bahkan terakhir di Afghanistan serangan pasukan AS menewaskan belasan anak-anak tak bersalah, tidak banyak yang memberikan rasa simpatinya seperti simpati tragedi bom Boston.

Melihat hal tersebut, Islampos.com meminta tanggapan dari seorang pakar pemerhati kontra terorisme ustadz Harits Abu Ulya yang juga Direktur CIIA.

Menurut beliau ada beberapa hal yang perlu dilihat dari insiden bom Boston. Pertama, dari peristiwa ini menggambarkan betapa emosional dan tidak rasionalnya masyarakat Amerika menghadapi teror. Investigasi obyektif belum dapat mengungkap pelakunya tapi masyarakat Amerika sudah curiga bahkan menuduh entitas muslim sebagai pelakunya.

Kedua, sentimen terhadap muslim dan islamfobia makin kuat di masyarakat Amerika dengan adanya momentum bom Boston. Dan sejatinya ini adalah akumulasi panjang dari opini dan propaganda tentang terorisme yg diatribusi oleh media barat kepada Islam, jelasnya kepada islampos.com beberapa saat yang lalu.

Dan terakhir menurut paparan beliau adalah bahwa ada kemungkinan jika Amerika tidak bisa menangkap pelaku serangan bom Boston, maka bisa dipolitisir dan didramatisasi insiden “bom boston”.

“Jika pemerintah Amerika tidak bisa menangkap pelaku serangan bom Boston, kemungkinan besar Amerika akan mempolitisir dan mendramatisasi insiden tersebut sebagai sebuah aksi terorisme dan pemerintah Amerika akan menabuh genderang perang melawan terorisme jilid II pasca runtuhnya WTC. Dan tentu saja dampaknya kembali umat Islam akan jadi korban dan kambing hitam dari “state terrorism” Amerika dan sekutunya,” pungkasnya. 


Bom Boston - Bom Panci Dapur

Bom Pressure Cooker - Boston Marathon
Dilansir Associated Press Selasa (16/4/2013), seorang petugas -yang tidak menyebutkan namanya sebab penyelidikan masih berlangsung- memberikan keterangan seputar peristiwa itu. Dia mengatakan, bom terbuat dari panci tekan (pressure cooker) berukuran 6 liter yang diisi dengan serpihan logam, paku dan juga laher (Bearing-bantalan peluru). Bom panci itu disimpan dalam sebuah tas jinjing besar yang biasa dipakai untuk bepergian atau olahraga berwarna hitam, yang diletakkan di atas tanah.

Bom pressure cooker telah digunakan di seluruh dunia, instruksinya tersedia secara online dan mudah ditemukan melalui pencarian Google.

Cara bikin bom yang banyak di internet  - source
Bahkan, instruksi tentang bagaimana membuat bom seperti yang ditampilkan dalam edisi pertama majalah Al-Qaeda berbahasa Inggris “Inspire” tahun 2010, dalam salah satu artikel berjudul, “Make a bomb in the kitchen of your mom,” “Membuat bom di dapur ibumu.”

Artikel semacam ini juga tersedia di website Stormfront, the Anarchist Cookbook, situs yang mendominasi Kulit Putih.

Sampai saat ini belum ada seorangpun/kelompok yang mengaku bertanggungjawab terhadap insiden Bom Boston.

Bahkan Tehrik-e-Taliban Pakistan, menyangkal terlibat. “Kami yakin dalam menyerang Amerika Serikat dan sekutunya tetapi kami tidak terlibat dalam serangan ini,” ujar juru bicara Taliban Pakistan, Ehsanullah Ehsan pada Selasa (16/4/2013), lansir Kavkaz Center

“Kami tidak memiliki keterkaitan dengan pemboman ini tapi kami akan terus menargetkan mereka sebisa mungkin,’ tambahnya.

Bom pressure cooker
Menurut pakar terorisme AS dari Centre for the Study of Radicalisation, JM Berger, ada tiga pihak yang berkaitan dengan peristiwa bom itu. Mereka adalah kelompok teroris internasional, organisasi domestik, atau seorang psikopat.

Namun Berger berpendapat, waktu dan tempat dari ledakan itu menunjukan bahwa pelaku mencoba menarik atensi media. Berger cukup yakin, ledakan itu adalah ulah warga AS.

“Ini bisa dikatakan sebagai ulah teroris dalam negeri,” ujar Berger, sambil menyebut insiden di Waco pada 1993, ketika para ekstrimis AS dikepung oleh aparat keamanan, seperti dikutip ABC, Selasa (16/4/2013).
source


Membongkar dalang dibalik Bom Boston
BOSTON (Arrahmah.com) – Sedikitnya ada lima intel militer swasta AS yang beroperasi di tempat kejadian ledakan bom di maraton Boston. Mereka semua membawa ransel hitam yang terlihat sangat mirip dengan ransel yang membawa bom pressure cooker, seperti dikonfirmasi NaturalNews pada Kamis (18/4/2013).

Media mainstream AS kabarnya benar-benar menyensor penyebutan intel “Craft”, berpura-pura seakan mereka bahkan tidak ada. Hanya media alternatif yang melakukan jurnalisme investigatif nyata pada berita pengeboman tersebut.

Dengan posting peneliti di 4Chan, ditambah analisis NaturalNews, ditemukan sebuah titik terang baru seperti yang bisa dilihat dalam foto-foto di bawah ini. 


Siapa orang ini dan apa yang dia pegang di tangannya?

Berikut foto setelah ledakan bom pertama. Banyak orang bertanya, “Siapa orang ini?” dan mengapa ia mengenakan sepatu tempur dan celana militer? Lebih penting lagi, apa yang dia bawa di tangannya?

Close-up benda di tangan pria itu:
Setelah ledakan bom pertama
Dengan sedikit riset, NaturalNews mengkonfirmasi benda ini adalah sebuah perangkat “Inspector Radiation Alert” yang dapat mendeteksi jenis radiasi yang akan diproduksi dalam serangan bom kotor atau serangan nuklir

Segala macam pertanyaan segera bermunculan, seperti: Siapa yang mempekerjakan orang ini? Berada di pihak siapakah dia? Kenapa dia mengantisipasi kebutuhan untuk detektor radiasi nuklir? Jenis operasi militer swasta apa yang secara rutin membawa gadget mahal seperti itu?

Gadget Mahal - "Inspector Radiation Alert"

Empat intel lainnya dengan seragam yang sama persis.

Melalui foto-foto berikut, didapati ada 4 intel militer swasta lainnya dengan pakaian yang sama: sepatu tempur berwarna coklat, celana militer coklat, jaket hitam, ransel hitam dan alat komunikasi taktis.

Berikut adalah gambar tiga orang diantaranya yang bereaksi terhadap ledakan. Yang di tengah adalah orang yang sama dalam foto dengan detektor radiasi, di atas :

Berikut adalah gambar 3 orang diantaranya yang bereaksi terhadap ledakan.


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam gambar ini :

1) Ketiga orang itu tampak terkejut, bahkan terguncang oleh ledakan bom. Ini mungkin menunjukkan sesuatu yang bertentangan dengan pengetahuan mereka tentang pemboman.

2) Benda di tangan kanan pria yang di tengah mungkin menyerupai pistol kecil, tapi tidak ada operasi militer swasta yang sangat terlatih yang akan membawa pistol dengan “menjepit” pegangan seperti yang ditampilkan dalam foto itu. Sebuah pegangan yang benar pada pistol jauh lebih dalam ke telapak tangan. Benda ini kemungkinan besar merupakan detektor radiasi yang sama yang ditunjukkan seperti gambar di atas, hanya saja diambil dari sudut yang berbeda.

3) Pria di sebelah kiri, seorang pria yang lebih tua, tampaknya memegang benda di tangan kanannya yang sepertinya bisa digerakkan dengan ibu jarinya.

4) Orang di sebelah kanan mengenakan logo tengkorak “Craft” di kemejanya karena jaketnya kebetulan terbuka di foto di bawah ini.

Berikut perbandingan foto logo “Craft” pada kemejanya

Berikut adalah dua intel lainnya di tempat kejadian, mengenakan seragam yang sama persis

Jika dilihat, topi yang sama dari orang-orang ini dengan jelas memperlihatkan logo tengkorak “Craft” pada top.


Bom maraton Boston menimbulkan pertanyaan baru tentang kematian Chris Kyle. 

Penembak jitu angkatan laut SEAL, Chris Kyle, juga anggota dari “Craft”. Dia dibunuh oleh salah satu teman dekatnya beberapa bulan yang lalu. Munculnya intel “Craft” saat bom maraton Boston menimbulkan pertanyaan baru tentang kematian Chris Kyle.

Berikut Chris Kyle di TV nasional AS yang mengenakan topi “Craft”

Berikut moto Craft, yang mengatakan “Kekerasan memecahkan masalah.” -


Tas bom Boston menyerupai ransel hitam yang dikenakan oleh intel “Craft” -

Di sini, ransel yang membawa bom pressure cooker terlihat sangat mirip dengan ransel hitam yang dikenakan oleh intel-intel Craft
 
Foto ini menunjukkan para intel dalam sebuah pameran. Semua orang memakai sepatu tempur dan celana coklat.


Apa artinya semua ini? 

Mungkinkah foto orang-orang pada acara tersebut hanyalah sebuah teori konspirasi?

Jika iya, dalam pekerjaan polisi, ini akan disebut sebagai “bukti”, dan orang-orang dalam foto ini harusnya menarik perhatian.

Namun media mainstream dan seluruh aparat penegak hukum AS saat ini seakan berpura-pura bahwa orang-orang ini tidak ada. Mungkin juga itu konspirasinya.

Bagaimanapun, masyarakat AS mengetahui bahwa intel “Craft” tidak bekerja secara gratis. Mereka bukan kelompok relawan. Mungkin ada yang membayar mereka untuk berada di acara tersebut. Namun, ini juga bukan pertama kalinya “Craft” muncul di acara besar AS.

Siapa yang membayar “Craft” untuk berada di sana? Dan apa misi mereka?

Mengapa keberadaan mereka di acara maraton Boston seakan disembunyikan? Mengapa mereka bukan “orang yang berkepentingan” dalam penyelidikan?

Mengapa mereka membawa detektor radiasi? Apa yang ada di ransel mereka?

Apa motif pembom dalam menggunakan bom pressure cooker ? Yang instruksi pembuatannya banyak tersebar di google dan juga tampil dalam edisi pertama majalah Al-Qaeda berbahasa Inggris “Inspire” tahun 2010.

Berikut tampilan lain logo tengkorak “Craft” 
pada kemeja pelatihan yang diambil 
dari situs mereka sendiri
Faktanya, banyak media AS yang seakan menolak mengakui keberadaan intel militer swasta itu dalam ledakan bom Boston.

Dan di tengah banyaknya spekulasi mengenai bom Boston, Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Scot Marcel, telah menyatakan bahwa peristiwa bom Boston adalah murni tindakan kriminal (dan bukan “terorisme”).

“Ini (bom Boston) adalah tindakan kriminal. Ini tidak ada hubungannya dengan agama,” ujar Scot Marciel di rumah Kedutaan AS, Jalan Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/4), kepada Detikcom.

Mengutip pernyataan salah seorang pejabat AS, salah satu tersangka pelaku peledakan Boston telah ditangkap, ujar surat kabar Boston Globe, seperti dilansir Al Jazeera.

Tersangka tersebut berada di dalam tahanan, ujar media lokal. Sejauh ini pihak kepolisian AS belum mengungkapkan identitas tersangka yang telah berada dalam tahanan mereka itu.

Sementara tersangka lainnya masih dalam pengejaran, lapor Boston Globe pada Jum’at (19/4). (banan/arrahmah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan coment bermanfaat dari artikel diatas, budayakan membaca sebelum bertanya. Terima kasih!