Laman

Minggu

Senjata Pasukan Hantu Indonesia Paling Mematikan - Dayak Warrior

Dayak Warrior
Pada zaman penjajahan di Kalimantan dahulu kala, serdadu Belanda bersenjatakan senapan dengan teknologi mutakhir pada masanya, sementara prajurit Dayak umumnya hanya mengandalkan sumpit. Akan tetapi, serdadu Belanda ternyata jauh lebih takut terkena anak sumpit ketimbang prajurit Dayak diterjang peluru.

Sumpit Weapon - Dayak Warrior Indonesia.
"Serdadu Belanda ternyata jauh lebih takut terkena anak sumpit ketimbang prajurit Dayak diterjang peluru",  Begitulah kira-kira ungkapan yang pas untuk artikel ini, Monster Bego mencari jejak tentang kehebatan penjuang suku dayak dalam memperjuangkan NKRI dan melawan para penjajah dimasa lalu, dan ternyata faktanya sangat membanggankan bagi bangsa Indonesia untuk perjuangan para Dayak Warrior demi membela nusantara ini.

Anak sumpit - Belakang
Anak sumpit - depan
Penyebab yang membuat pihak penjajah gentar itu adalah anak sumpit yang beracun. Sebelum berangkat ke medan laga, prajurit Dayak mengolesi mata anak sumpit dengan getah pohon ipuh atau pohon iren. Dalam kesenyapan, mereka beraksi melepaskan anak sumpit yang disebut damek.

"Makanya, tak heran penjajah Belanda bilang, menghadapi prajurit Dayak itu seperti melawan hantu," tutur Pembina Komunitas Tarantang Petak Belanga, Chendana Putra, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Tanpa tahu keberadaan lawannya, tiba-tiba saja satu per satu serdadu Belanda terkapar, membuat sisa rekannya yang masih hidup lari terbirit-birit. Kalaupun sempat membalas dengan tembakan, dampak timah panas ternyata jauh tak seimbang dengan dahsyatnya anak sumpit beracun.

Tak sampai lima menit setelah tertancap anak sumpit pada bagian tubuh mana pun, para serdadu Belanda yang awalnya kejang-kajang akan tewas. Bahkan, bisa jadi dalam hitungan detik mereka sudah tak bernyawa. Sementara, jika prajurit Dayak tertembak dan bukan pada bagian yang penting, peluru tinggal dikeluarkan. Setelah dirawat beberapa minggu, mereka pun siap berperang kembali.

Penguasaan medan yang dimiliki prajurit Dayak sebagai warga setempat tentu amat mendukung pergerakan mereka di hutan rimba. "Karena itu, pengaruh penjajahan Belanda di Kalimantan umumnya umumnya hanya terkonsentrasi di kota-kota besar tapi tak menyentuh hingga pedalaman," Chendana.

Tak hanya di medan pertempuran, sumpit tak kalah ampuhnya ketika digunakan untuk berburu. Hewan-hewan besar akan ambruk dalam waktu singkat. Rusa, biawak, atau babi hutan tak akan bisa lari jauh. "Apalagi, tupai, ayam hutan, atau monyet, lebih cepat lagi," katanya.

Bagian tubuh yang terkena anak sumpit hanya perlu dibuang sedikit karena rasanya pahit. Uniknya, hewan tersebut aman jika dimakan. "Mereka yang mengonsumsi daging buruan tak akan sakit atau keracunan," kata Chendana. Baik hewan maupun manusia, setelah tertancap anak sumpit hanya bisa berlari sambil terkencing-kencing.

"Bukan sekadar istilah, dampak itu memang nyata secara harfiah. Orang atau binatang yang kena anak sumpit, biasanya kejang-kejang sambil mengeluarkan kotoran atau air seni sebelum tewas," tambah Chendana.

Bonus Pict :
MOST BEAUTIFUL DAYAK - INDONESIA











Dikutipdarianehdidunia

7 komentar:

  1. aku sbgai warga dayak sangat bangga

    BalasHapus
  2. Indonesia memang memiliki beragam suku dan kebudayaan , bangga menjadi Indonesia , mari lestarikan warisan leluhur , gaes

    BalasHapus
  3. Di dalam budaya Dayak juga ada Balian, terutama Balian Mambur yang dipercaya bisa menyembuhkan apapun itu. Saya rasa mereka tentu saja tidak takut apa-apa.

    Nice artikel, salam kenal..

    BalasHapus
  4. Good job daayaax warior...
    Perjuanganmu tak akan pernah terhapuskan dalam sejarah perjuangan untuk membela NKRI,,

    BalasHapus
  5. Good job daayaax warior...
    Perjuanganmu tak akan pernah terhapuskan dalam sejarah perjuangan untuk membela NKRI,,

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan coment bermanfaat dari artikel diatas, budayakan membaca sebelum bertanya. Terima kasih!